Neraca
Aku bertanya-tanya. Jika benar bahwa sesosok diri adalah representasi dari sebuah neraca yang terdiri dari id, ego, dan superego, maka diri seperti apakah aku saat ini? Adakah aku sudah berhasil menjadi diri yang seimbang, atau masih berat sebelah pada satu sisi? Kalau belum seimbang, sisi manakah yang lebih dominan? Dan selama sisi tersebut mendominasi, lebih banyak mendatangkan keuntungan atau malah merugikan kah? Aku tak benar-benar yakin dalam diriku ini tentang mana yang id dan mana yang superego. Tapi jika diingat bahwa aku kerapkali kewalahan mengatasi rasa bersalah, aku menduga bahwa aku sedang dalam dominasi superego. Bisa jadi. Atau malah itu adalah id yang mengelabui diri yang bertindak seolah-olah itu dorongan superego. Ah, mulai lagi. Begitu banyak lamunan yang datang tiap kali aku tak berbuat apa-apa. Besar inginku menangkapnya satu per satu dan merapikannya, memenjarakannya dalam aksara-aksara lalu menyusunnya dalam arsip-arsip memori, tapi selalu saja gagal. Lamunan-