Meningkatkan Optimisme Dengan Menentang Pikiran Pesimistis
meningkatkan optimisme dengan menentang pikiran
pesimistis
Silmina Ummu
Chabibah
Surel:
emailsilmi.uch@gmail.com
Fakultas
Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang
Nomor 5 Malang
Abstrak
Pada artikel ilmiah ini dijelaskan informasi tentang
pikiran pesimistis dan metode yang dapat dilakukan untuk melawan pikiran
pesimistis. Metode tersebut berupa langkah-langkah praktis menentang pikiran
pesimistis yang terdiri dari lima tahap yaitu adversity (kesusahan), belief
(persangkaan), concequence (konsekuensi),
disputation (penentangan), dan energization (energisasi). Dengan
menentang pikiran pesimistis, orang diharapkan dapat meningkatkan optimisme dan
harapan sehingga
bersemangat dalam beraktivitas.
Kata kunci: Pesimistis,
persangkaan negatif, penentangan.
Manusia
memiliki kecenderungan menentang atau melawan pernyataan buruk orang lain yang
ditujukan kepada dirinya. Ketika seseorang mendapatkan pernyataan buruk tanpa
alasan dari orang lain, orang tersebut akan menentang dengan membeberkan semua
fakta yang membuktikan bahwa pernyataannya salah. Namun ketika pernyataan yang
sama dilontarkan oleh diri sendiri, biasanya orang cenderung tidak mampu
menentangnya, walaupun pernyataan tersebut sering tidak tepat dan malah
memunculkan pikiran pesimistis (Seligman, 2002).
Dilansir
dalam Kompas.com (7 Oktober 2015), survei yang dilakukan yayasan amal Barnardo
terhadap 975 orang berusia 14-22 tahun dari latar belakang sosial ekonomi
berbeda menemukan bahwa pada usia 20-22 tahun, sebanyak 55% responden merasa
pesimistis dengan masa depannya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa enam dari
sepuluh orang muda (63%) merasa bahwa mereka adalah yang terburuk dalam
masyarakat.
Taylor
(1998) menyatakan bahwa “pessimism
refers to the tendency to expect negative outcomes in the future” pesimistis
mengacu pada kecenderungan untuk mengharapkan hasil negatif di masa depan.
Dalam KBBI (online) pesimistis diartikan “bersikap atau berpandangan tidak
punya harapan baik atau mudah putus harapan; bersikap tidak mengandung harapan
baik; (sikap) ragu akan kemampuan atas keberhasilan usaha”. Dari pengertian
tersebut dapat dipahami bahwa pesimistis adalah kecenderungan sikap menilai
suatu masalah bedasarkan sisi negatif. Orang pesimistis mudah menyerah atau
putus harapan ketika mereka mengalami kegagalan atau kejadian buruk lainnya.
Pikiran pesimistis muncul ketika orang
mengalami kegagalan atau peristiwa buruk. Adanya anggapan bahwa mereka lebih
tahu tentang dirinya menyebabkan mereka percaya semua prasangka terhadap
dirinya sudah pasti benar, namun sebenarnya salah. Ketika seseorang mengalami kegagalan,
ia menjadi tidak berdaya, setidaknya untuk sementara waktu. Ciri utama pesimistis
adalah bahwa mereka cenderung percaya bahwa peristiwa-peristiwa buruk akan
bertahan lama, akan merusak segala sesuatu yang mereka lakukan, dan kesalahan
mereka sendiri (Seligman, 1991). Mereka tetap tak berdaya selama berhari-hari
atau mungkin berbulan-bulan, bahkan karena kegagalan kecil sekalipun. Jika
mengalami kegagalan besar, mereka mungkin tidak akan pernah pulih (Seligman,
2002).
Solusi yang ditawarkan untuk menangani pikiran
pesimistis yaitu dengan menentang pikiran tersebut. Kunci untuk menentang
pikiran pesimistis pertama-tama mengenalinya, lalu memperlakukan seolah-olah
pikiran tersebut adalah tuduhan dari orang lain dan selanjutnya adalah
menentangnya. Dalam artikel ini dibahas mengenai
langkah-langkah menentang pikiran pesimistis dengan metode ABCDE.
BAHASAN
Pada bagian ini dijelaskan secara
spesifik mengenai (1) konsep dasar, (2) langkah realisasi, serta (3) kelebihan
dan kekurangan metode ABCDE.
Konsep
Dasar Metode ABCDE
Metode
ABCDE adalah metode yang telah dikembangkan untuk dapat meningkatkan optimisme.
Seligman (2002) menyatakan bahwa metode ABCDE merupakan sebuah metode yang
terdokumentasi dengan baik untuk membangun optimisme. Metode ini menjelaskan
langkah-langkah praktis mengenali masalah atau peristiwa buruk yang menyebabkan
pikiran pesimistis muncul dan cara menentangnya.
Metode
ABCDE dapat dilakukan secara mandiri dan fleksibel dilakukan kapan pun saat
terjadi masalah atau peristiwa buruk. Untuk pemula disarankan untuk melakukan
metode ini dengan menuliskan setiap peristiwa dan tahap-tahap yang ditempuh.
Dengan menuliskan masalah atau kejadian yang dapat memunculkan pikiran
pesimistis, diharapkan mampu mengenali masalah dengan cermat untuk selanjutnya
melakukan penentangan dengan tepat.
Metode ABCDE terdiri atas lima tahap
yaitu (1) adversity (kesusahan), (2) belief (persangkaan), (3) concequence (konsekuensi), (4) disputation (penentangan), dan (5) energization (energisasi) (Seligman,
2002). Kelima langkah tersebut harus dilakukan secara berurutan. Perincian
metode ABCDE selanjutnya akan dijelaskan pada bagian Langkah-langkah Menentang
Pesimistis dengan Metode ABCDE.
Langkah-langkah Menentang
Pesimistis dengan Metode ABCDE
Berikut adalah penjabaran
langkah-langkah pelaksanaan metode ABCDE.
Adversity
Tahap
yang pertama adalah mengenali pangkal masalah atau sumber kecemasan yang
menyebabkan pikiran pesimistis muncul. Tidak ada pikiran pesimistis yang muncul
tanpa ada suatu peristiwa buruk. Peristiwa buruk tersebut dapat berupa
kegagalan atau mendengar pernyataan buruk dari orang lain.
Temukan
pangkal masalah atau sumber kecemasan yang menyebabkan pikiran pesimistis
muncul. Jelaskan secara rinci masalah atau peristiwa tersebut, termasuk hal
yang paling menyababkan kekesalan. Mengenali masalah secara rinci akan
mempermudah dalam melakukan tahap selanjutnya.
Belief
Masalah
atau peristiwa buruk secara otomatis akan membentuk persangkaan-persangkaan negatif.
Persangkaan-persangkaan negatif inilah yang menjadi pemicu pikiran pesimistis. Orang
pesimistis cenderung percaya pada persangkaan-persangkaan negatifnya karena
menganggap persangkaannya adalah pernyataan yang paling benar, padahal
persangkaannya belum tentu merupakan fakta yang sebenarnya.
Tahap selanjutnya adalah mengenali
persangkaan-persangkaan negatif yang terbentuk. Tahap ini dilakukan dengan
menyampaikan semua kekesalan atau perasaan negatif yang muncul akibat masalah
tersebut. Hal ini juga dapat dijelaskan mulai dari pandangan terhadap masalah
sampai analisis akibat terburuk yang akan terjadi akibat peristiwa buruk
tersebut.
Concequences
Konsekuensi
adalah akibat yang ditimbulkan persangkaan. Mempercayai persangkaan-persangkaan
negatif akan berakibat munculnya perubahan- perubahan pada diri. Perubahan yang
terjadi pada diri ini apabila dibiarkan akan mengganggu cara berpikir dan
kinerja dalam beraktivitas.
Tahap selanjutnya adalah mengenali
konsekuensi akibat mempercayai persangkaan-persangkaan negatif. Cara
mengenalinya adalah dengan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan fisik (seperti
jantung berdebar-debar atau kepala tiba-tiba pusing) maupun perubahan psikis (seperti
rasa takut dan cemas). Tuliskan apa yang terjadi pada diri setelah mempercayai persangkaan-persangkaan
negatif akibat masalah tersebut.
Disputation
Lakukan
penentangan terhadap persangkaan negatif akibat masalah tersebut. Penentangan
dapat dilakukan dengan cara mendebat diri sendiri. Terdapat empat cara
penentangan yang dapat dilakukan diantaranya menunjukkan bukti, mencari
alternatif solusi, menyatakan implikasi, dan menanyakan kebergunaan.
Cara
paling meyakinkan untuk membantah persangkaan negatif adalah dengan menunjukkan
bahwa pada kenyataannya persangkaan tersebut tidak benar. Peristiwa buruk
selalu memunculkan stigma negatif terhadap masalah. Keadaan ini diperparah
dengan reaksi pesimistis yang berlebihan. Carilah bukti yang menunjukkan bahwa
persangkaan negatif tersebut muncul karena reaksi pesimistis yang berlebihan
dan bukanlah fakta yang sebenarnya.
Banyak
pemikiran pesimistis terbentuk karena terpaku ada persangkaan terburuk. Padahal
hampir tidak ada kejadian yang hanya memiliki satu penyebab, kebanyakan
memiliki banyak penyebab. Cari tahu penyebab-penyebab kejadian tersebut.
Cermati semua penyebab yang mungkin. Fokus pada penyebab atau hal-hal yang
dapat diubah, spesifik, dan tidak personal. Kemudian carilah solusi alternatif
untuk mengatasi penyebab tersebut.
Persangkaan
negatif yang muncul terkadang bukan hanya akibat reaksi pesimistis yang
berlebihan, bisa jadi persangkaan tersebut merupakan fakta yang sebenarnya.
Walaupun begitu, tanyakan pada diri apa implikasi dari persangkaan tersebut.
Carilah implikasinya bahwa kejadian tersebut tidak selalu menyebabkan akibat
terburuk seperti pada persangkaan negatif.
Konsekuensi dari memercayai suatu
persangkaan lebih besar daripada kebenarannya. Tanyakan pada diri, apa manfaat
dari mempercayai persangkaan negatif tersebut. Perinci semua cara yang dapat
ditempuh untuk mengubah situasi itu di masa depan.
Energization
Energisasi merupakan perasaan positif yang
muncul ketika berhasil melawan persangkaan negatif dengan sukses. Ketika
penentangan berhasil dilakukan dengan baik, optimisme seseorang akan meningkat.
Optimisme situasional mengacu pada harapan individu
menghasilkan untuk situasi tertentu mengenai apakah baik, daripada yang buruk,
hal yang akan terjadi. Optimisme disposisional mengacu harapan hasil umum bahwa
hal-hal yang baik −bukan hal-hal buruk− akan terjadi (Taylor, 1998).
Tahap terakhir adalah mengamati
perubahan pada diri setelah melakukan penentangan. Tuliskan perubahan-perubahan
tersebut serta solusi alternatif yang berhasil didapatkan setelah melakukan
penentangan. Harapan-harapan di masa depan dapat meningkatkan kepercayaan diri
untuk melaksanakan solusi-solusi tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan
Dengan cara melawan secara efektif
persangkaan yang mengikuti suatu masalah, orang dapat mengubah reaksinya yang
awalnya menyerah dan bersedih menjadi bergembira. Pada tahap terakhir orang
dapat menciptakan harapan-harapan yang dapat meningkatkan optimisme untuk
melaksanakan solusi alternatif yang didapatkan. Optimisme ini dapat memicu
semangat dalam beraktivitas dan meningkatkan kinerja.
Namun
kelemahan metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama oleh mereka yang belum
terbiasa melakukannya. Diperlukan pembiasaan dengan banyak latihan sehingga
orang dapat melakukannya otomatis ketika masalah atau peristiwa buruk terjadi.
Sebaiknya sediakan buku catatan khusus penentangan pesimistis untuk mendukung
latihan tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian informasi pada bagian bahasan,
berikut ini disajikan simpulan dan saran yang linier dengan informasi tersebut.
Simpulan
Pesimistis merupakan sikap atau
pandangan negatif dalam menilai suatu masalah. Artikel ini menawarkan satu
metode untuk mengatasi pikiran pesimistis. Metode ABCDE adalah metode praktis
untuk meningkatkan optimisme yang dapat dilakukan secara mandiri ketika
mengalami masalah atau peristiwa buruk yang dapat memunculkan persangkaan negatif.
Metode ABCDE terdiri dari lima tahap
yaitu adversity, belief, concequence, disputation, dan energization. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah dengan
menuliskan secara berurutan mulai dari pengenalan pangkal masalah atau
peristiwa buruk pemicu pikiran pesimistis; persangkaan negatif yang terbentuk
adanya peristiwa tersebut, baik berupa pandangan terhadap masalah maupun
perkiraan terburuk akibat peristiwa tersebut; akibat dari kepercayaan terhadap
persangkaan negatif, berupa perubahan fisik maupun psikis; melakukan
penentangan terhadap persangkaan negatif dengan cara mendebat diri sendiri; dan
terakhir menyatakan perubahan yang terjadi pada diri setelah melakukan
penentangan dan solusi alternatif yang didapatkan untuk mengubah situasi
tersebut di masa depan. Harapan-harapan yang terbentuk akan meningkatkan
optimisme untuk merealisasikan solusi alternatif tersebut.
Kelebihan dari metode ini adalah
langkah-langkah pelaksanaannya yang mudah diikuti dan mudah dilakukan. Namun
metode ini memiliki kekurangan yaitu membutukan waktu yang cukup lama untuk
orang yang belum terbiasa. Pembiasaan dengan banyak latihan diperlukan agar
orang dapat dengan otomatis melakukan metode ABCDE ketika sewaktu-waktu
mengalami peristiwa buruk.
Saran
Untuk
melatih penentangan pesimistis menggunakan metode ABCDE, sediakan buku catatan
khusus penentangan pesimistis. Latihan ini dapat meningkatkan kemampuan diri
untuk meningkatkan optimisme dalam beraktivitas. Lakukan pada kehidupan
sehari-hari. Jangan mencari-cari peristiwa buruk, dengarkan dengan cermat
dialog yang berlangsung di dalam diri.
Dengarkan
dengan seksama persangkaan negatif, amati konsekuensinya, amati energi yang
muncul setelah anda berhasil mengatasi persangkaan negatif tersebut. Ketika
mendengar persangkaan negatif, lawanlah. Kalahkan, kemudian catat ABCDE-nya.
DAFTAR RUJUKAN
Komentar