Mencipta Dongeng

dinsta
https://www.instagram.com/p/BLGLcswgroecWE16LvhkNHOkdmjeskmDmu4aPw0/?taken-by=shehello

“Manusia dianugerahi kemampuan bercerita, cara dia melukis harapan untuk akhir kisah seperti yang dia inginkan.” 
(Malang, 3 November 2016)


Aku akan membawa langkahku menembus cakrawala
Bergerak mengikuti angan, berjalan melintasi waktu

Langkahku akan melukis alur yang tak mulus, namun mungkin tak juga penuh liku
Dalam perjalanannya ia tak pernah menetapkan titik akhir
Walau tertatih akan tetap terus bergerak
Karena tak ada yang lebih pecundang dari seorang yang membiarkan inginnya hidup hanya dalam angannya

Waktu tak pernah berdusta, pun tak pernah mengingkari janji
Yang ku tahu dengan pasti, waktu yang telah ku lewati akan terus menerus menyimpan jejak langkahku yang lalu
Namun aku tak ingin pedulikan yang telah lalu
Biar saja berlalu
Mereka yang berisik bukanlah urusanku

Kelak, ketika langkah ini telah diputuskan untuk berhenti
Itulah saat bagi waktu memulai bagiannya, untuk berkisah tentang perjalanan yang telah ditempuh ia
Dan jika waktu tersebut telah tiba, orang-orang yang hadir akan menyimak dengan hikmat, layaknya mendengar sebuah hikayat
Dan kisah itu pun akan mereka ceritakan kembali sesampainya mereka di tanah kepulangannya
Kemudian akan terdengar dari beberapa mereka yang mendengarkan berdecak kagum, namun akan ada pula remehan, hujatan, ketidakpercayaan
Akan ada yang mengatakan ia hanya membual
“Itu hanya dongeng yang dibuat-buat,” katanya
Padahal sekali lagi, waktu tak pernah mendusta
Tetapi sudahlah, yang demikian sudah terlalu biasa

Karena yang ku yakini, sejatinya hidup ini hanyalah sebuah dongeng
Yang oleh mereka dikutip untuk kemudian kembali dituturkan
Sebagai pengantar tidur, atau sebagai teman secangkir teh hangat ketika hujan
Tentang mereka akan percaya atau tidak, siapa peduli?

Menjalani hidup tak ubahnya seperti sedang menuliskan sebuah dongeng
Kakimu adalah satu-satunya pena dan langkahmu adalah satu-satunya tinta
Saat cerita itu selesai, mereka hanya akan mengutip bagian ceritamu yang mereka senangi saja, tidak lebih
Tak perlu kamu marah, walau sudah tentu hal itu membuat hatimu resah
Cukup bagimu untuk tahu, bahwa waktu
Tak pernah berdusta

Malang, November 2011
Inspirasi: QS. Al-Muthaffifiin (83):13. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Idza Ma Qala Li Rabbi

Yang Bisa Didapatkan Dengan Lima Ribu Rupiah

Filosofi 'Adang Sego'