Terimakasih (Lagi)

Jika kamu melihatku selalu sibuk dengan duniaku, tak perlulah kamu kasihani aku
Jika kamu melihatku berusaha lebih keras memacu diriku sendiri, janganlah coba tumbuhkan inginmu untuk kembali mengajari tentang cinta
Jika kamu melihat upayaku melapangkan diri sendiri atas semua kecewaku, maka tak perlu lagi kamu merasa bersalah atas diriku
Dan jika, kamu melihat semua perubahan pada diriku yang kini, kuberitahu, jangan percaya diri bahwa aku melakukannya karenamu

Waktu telah berjalan, entah cepat entah perlahan (sesuka hatimu mengartikannya)
Membersamai jejak mengulur gulungan jarak dan kesempatan
Membuat kamu kini hanya menjadi bagianku yang telah lalu, saja

Aku tak lagi dendam, dan dengan lapang hati kini kunyatakan aku telah berdamai
Namun demi jarak dan kesempatan yang telah terulur membentang menjauh
Tempatmu bagiku kini di jauh di belakangku, tak akan lagi nampak siapa dirimu di mataku
Bahkan jika kamu memanggil, aku hanya dapat menoleh dan tersenyum
Tidak untuk menghampirimu, sebab aku tak lagi mengenal kata kembali

Untuk masa yang telah lalu, terimakasih telah mengecewakan
Bukan berarti kamu buruk, kamu baik
Sebab Tuhan tak pernah menciptakan ketidakbaikan
(Catat, Tuhan tak pernah menciptakan ketidakbaikan)
Darimu aku belajar untuk tidak berharap pada selain-Nya
Sepahit apapun buah yang pernah terpetik selama bersamamu, aku bersyukur
Dan aku yakin tak pernah sia-sia Tuhan menjadikanku pernah demikian

Inspirasi: QS. Thaa Haa [(20):1-2]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Idza Ma Qala Li Rabbi

Yang Bisa Didapatkan Dengan Lima Ribu Rupiah

Filosofi 'Adang Sego'