Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Perempuan dan Cerita Romansa

Seberapa banyak aku mengenal diriku? Walau sudah kutelisik lebih dalam lagi tentang seberapa banyak hal kuketahui, namun nyatanya masih belum cukup banyak kurasa. Aku masih saja terkejut dengan beberapa hal yang baru kusadari dari diriku. Misalnya, bahwa aku begitu benci jika memiliki tanya yang tak kunjung berjawab, atau jawaban yang datang padahal tidak sedang ditanya. Memang, sesuatu yang datang tidak pada tempatnya itu betul-betul merepotkan. Digantung pada kepastian jawaban itu seperti memerangkap diri dalam ruang sesak bernama kecemasan, sedangkan mengetahui fakta yang tak sedang diingini...sama saja sih, mencemaskan, tapi lebih tepatnya kadang mengecewakan saking terkejutnya. Ah, menjadi perfeksionis itu memang menyebalkan. Tapi kok ya bisa-bisanya orang-orang itu mau mengenal aku yang menyebalkan begini. Aku saja sebal. Katanya, perempuan dan cerita romansa itu dua hal yang tak bisa dipisahkan. Hahaha, aku ingin menyangkal, tapi setiap kali aku menyangkal sesuatu, aku menyad...

Karma

Aku bukannya tak suka menunggu. Hanya saja cobalah ingat, pernahkah ia meminta untuk menunggu? Tidak, kan? Pernah dengan tiba-tiba pergi, membiarkan aku mengetahui kabarnya tapi tidak darinya sendiri. Oh, bukan berarti aku lantas mengabaikannya, aku masih memperhatikan. Tapi tidak lagi menginginkannya. Sebab aku tak pernah diminta menunggu, kan, jadi untuk apa? "Ayolah, itu kekanakan sekali." Baiklah jika menurutnya aku kekanakan, aku tak sedang ingin menyangkal juga. Karena menjadi begini memang menyenangkan bagiku. Memangnya, dia tidak lebih kekanakan, begitu? Pergi begitu saja lalu tiba-tiba datang dan ingin tinggal. Tinggal saja sesukanya, namun dia perlu tahu kalau aku tak sedang menginginkan itu. Aku tahu, aku juga melakukan hal yang sama sepertinya kepada orang lain. Dan mungkin hal yang sama akan menimpaku juga. Mereka menyebutnya karma, aku tahu. Hah, merepotkan. Tapi aku benar-benar pusing saat ini. Bojonegoro, 18 Agustus 2020.

Dingin

Ada masa ketika hasrat begitu menggebu, begitu percaya dirinya dan yakin sehingga bertekad untuk tak akan melepas apa saja yang telah kuputuskan untuk kukejar, apapun yang terjadi. Namun juga ada waktu, untuk berhenti mengejar apa yang sudah telanjur terlepas. Wes tala. Sudahlah. Biarkan saja. Dulu, kata ini selalu manjur untuk mendamaikan diriku. Kusebut diriku dan bukan hatiku, sebab aku tak tahu bagian mana tepatnya yang sedang kacau. Hatiku kah? Pikiranku kah? Entah. Tak penting juga mengidentifikasi mana bagian yang sedang kacau, sebab pada akhirnya sama, sama-sama suatu bagian dari diriku yang perlu dirapikan segera, oleh diriku sendiri juga. Hei, akhir-akhir ini pagi sangat dingin, bukan? Oh iya, kamu ada usulan tentang cara yang lebih efektif untuk merapikan bagian diri yang koyak? Jangan sebutkan kalau saranmu adalah mencari satu lagi yang baru. Itu hanya akan memperburuk situasi.

Hana

23 Juli 2020, pukul 05.21 pagi. Dari aplikasi Stellarium, ku tahu bahwa bintang terang yang tengah naik dari langit timur itu adalah Venus. Ahaha iya, dia bukan bintang. Dia planet. Tapi otak kita terbiasa mengasosiasikan semua benda berkelip kecil di langit gelap sebagai bintang. Tak masalah. Aku baru saja selesai berlari-lari kecil, dan kini aku tengah berjalan santai menuju rumah. Aneh barangkali, baru jam segini tapi sudah di jalan pulang. Hehe, aku hanya berlari selama 5 menit saja sih. Aku masih terjebak dalam stigma bahwa tidak elok anak perempuan malah keluyuran pagi-pagi. Stigma sialan memang, lama aku jadi malas bergerak karena ini. Ah, aku ingin mengambil jalan pulang yang sedikit lebih panjang, sambil menyelesaikan celotehku ini. Hehe iya, aku mengetik sambil berjalan. Rute yang selalu kulalui adalah sebuah jalan kecil yang sangat panjang menuju desa tetangga, yang di kiri kanan jalan adalah area persawahan. Sangat sepi di sini, itulah mengapa aku berani lewat sini. Ja...

Helai Erigeron

Akhir-akhir ini aku sedang suka dengan band musik baru dari Jepang yang namanya YOASOBI. Dengan dua personil yaitu Ikura sebagai vokalis dan Ayase sebagai produser musiknya, band ini membawakan lagu-lagu yang mereka ciptakan berdasarkan cerita-cerita pendek di situs Monogatary. Inilah salah satu yang membuatku menyukai lagu-lagu mereka, selain karena lagunya enak didengar, mereka juga memainkan storytelling yang apik dalam lagunya.  Yang paling melejit dari karya mereka adalah yang berjudul Yoru Ni Kakeru, lagu debut mereka. Tapi aku suka lagu yang lainnya, terutama yang berjudul Halzion, dan satu lagi yang baru dirilis hari ini, Tabun.  Di Halzion, aku menemukan diriku yang terus lari dari perasaanku sendiri. Kepada seseorang yang, kurasa, kini sudah bersama seseorang yang lain. Sudah menemukan bahagianya, barangkali. Entah. Aku hanya merasa tidak patut saja jika aku merasa sakit atau sedih atas yang telah didapatkannya, tetapi perasaan itu memang tak mampu ditahan lagi....