I Stand By You, Dear

Aku menulis lagi untukmu di hari terakhir #3oHariMenulisSuratCinta. Aku ingin setelah kau membacanya nanti kau mengerti jika kau tak pernah sendiri.
Aku sedang mengamati dirimu lekat-lekat. Sedikit aku bergumam, semakin banyak saja bekas luka yang kau miliki. Ku kira sudah bertambah tiga kali lipat sejak terakhir aku memperhatikanmu 10 tahun lalu. Belum lagi masih ada satu luka yang masih saja kau tutupi. Ya, luka yang tergores dari pisau yang berbeda. Ku tahu kau merasa sedikit berputus asa ketika satu lukamu itu tak kunjung mengering meski sudah banyak air mata yang kau keluarkan untuk menghapusnya.

Dear, bersabarlah. Memiliki banyak luka bukan berarti tak ada alasan untuk bermimpi dan memiliki harapan. Banyak diantara manusia yang hidup dengan membawa luka. Luka yang menghentikan mereka menikmati kehidupannya. Untuk menyembuhkannya pun tak bisa hanya dengan terus-menerus menenggelamkannya dalam tangisan. Kamu selalu butuh orang lain untuk bisa merawat lukamu dengan baik.

Kau harus bisa lebih terbuka dengan orang lain.

Dear, aku tahu kau sangat membenci mereka yang selalu membicarakan tentang lukamu sekadar untuk berbasa basi denganmu. Tapi ingatlah, tidak semua benda yang menyakitkan itu pisau. Bisa jadi itu seperti selimut yang ingin melindungimu, namun tak sengaja menyentuh lukamu yang belum sembuh benar. Mereka hanya tak tahu bagian mana dari dirimu yang pernah tergores luka karena kamu selalu menutupinya. Tak perlu malu atau takut untuk menceritakan perihal lukamu kepada orang-orang di dekatmu. Mereka tentu akan bersedia membagi apa yang mereka miliki kepadamu jika saja kamu mau memberitahu mereka apa saja yang kau perlukan.

Dan ingatlah, dear, kau tak pernah sendiri. Ada banyak orang yang bersedia menemanimu jika kau mau menemui mereka, tak selalu menarik diri kemudian hanya duduk termenung di sebuah ruang yang hanya seluas 2x3 meter. Ruang untukmu tak hanya sebatas itu. Dunia ini sangat luas dan banyak sekali tempat-tempat indah untuk dikunjungi. Ku harap kamu bisa membuka jalan pikiranmu untuk hal-hal yang baru. Jangan pernah takut untuk mencoba jika sekiranya hal yang kau temukan itu akan membuatmu lebih baik.

Dan aku akan selalu menemanimu, saat kau sudah memutuskan melangkahkan kakimu untuk maju ke depan.

Ditulis untuk: Dear-ri sendiri

P.S.: Tetaplah tersenyum dan percayalah jika senyum dapat mendatangkan kebahagiaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Idza Ma Qala Li Rabbi

Yang Bisa Didapatkan Dengan Lima Ribu Rupiah

Filosofi 'Adang Sego'