Batas Senja


Senja selalu bermain dengan tanya
“Mengapa masih di sini?”
Hingga akhirnya kubisikkan,
“Lihat, dalam kawanan tanpa harus bertopeng, tanpa harus menjadi orang lain.
Lihat, begitu sederhana tawa mereka,
menjadi penyemangat bagi jiwa yang rapuh.”

Kawan, senja kan lewat, rindu kan semakin menghangat
Juga rentetan senyum yang membuat kita semakin dekat
Semua kan hilang
Seiring perginya senja yang kian melekat
Waktu berubah, rindu perlahan melangkah
Begitu pula kisah
Cinta, luka, tangis, tawa,
semua bergantian mendaur ulang rasa
Kumohon, tetaplah di sini, di batas senja kita hari ini
Meski langkah telah kelelahan menyusuri romansa kegelisahan
Kita tetap seorang kawan

Tepat setelah jejak-jejak kaki melangkah pergi
Rasa dipermainkan sekali lagi
Aku mencari, 
aku menyapa, 
aku menanti, 
aku merindu, 
aku terisak
Dan aku, kan menunggu hadir kalian kembali
Hingga pada akhirnya, kita harus belajar mengenang
Rela atas semua yang hilang dan seluruh yang datang
Percaya, yang terlepas akan berganti
Yang bertahan akan abadi

(Antika, 2017)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Idza Ma Qala Li Rabbi

Yang Bisa Didapatkan Dengan Lima Ribu Rupiah

Filosofi 'Adang Sego'