Kepada Seseorang Yang Masih Belum Kukenal

Hari ke-3 #PosCintaTribu7e 2017 
Kepada seseorang yang masih belum kukenal benar. Kamu, apa kabar? 

Sejak semalam aku sudah mendapat tiga kejutan sekaligus. 

Yang pertama, baju kerja Himabo-ku dipercantik. Jadi ceritanya baju kerjaku dibawa ke konveksi untuk dijadikan model pembuatan baju kerja untuk angkatan yang baru. Desain bajunya memang tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, seperti yang kamu tahu. Namun ada penambahan badge merah putih di dada sebelah kiri, tepat di atas saku. Dan oleh tukang jahitnya bajuku ikut dipasang badge merah putih. Jadilah baju kerjaku menyerupai baju kerja angkatan yang baru. Rejeki anak sholehah, setidaknya dengan begitu aku jadi terlihat lebih muda, dan aku rasa aku memang masih pantas kok disebut maba *kemudian kepengen muntah*.

Lalu dini hari tadi, ketika aku terbangun dari tidur sekitar pukul setengah satu. Teman sekamarku tiba-tiba ikutan bangun dan dengan kesadaran yang belum penuh mengatakan berita yang sudah lama aku tunggu-tunggu: "Sil, semalem aku liat KTM-mu ada di etalase perpus pusat". 

Sudah lebih dari seminggu KTM-ku hilang, dan aku memang sengaja tidak segera mengurus surat keterangan kehilangan ke Kantor Polisi karena aku masih berharap akan dapat menemukannya (dan juga karena males wira-wiri). Tetapi sampai hari kemarin aku menemui harapanku ternyata nihil, sehingga aku pasrah dan memutuskan akan pergi ke Kantor Polisi besok untuk mengurusnya dan segera membuat KTM baru. Hingga berita itu datang, aku benar-benar senang karena ternyata penantianku tidak sia-sia. Lebih senang lagi karena aku tidak perlu membuat KTM yang baru, karena desain KTM untuk mahasiswa angkatan baru (menurutku) lebih buruk dari kepunyaan angkatanku. 

Dan yang ketiga, aku mendapatkan nomor hpmu. Aaakkk... 
*maaf Silmi norak bentar* 

Siang tadi Mas Wahyu minta tolong anak-anak di grup WA untuk membalas SMS seorang pembeli tiket Try Out SBMPTN, katanya Mas Wahyu lagi nggak ada pulsa. Karena emang lagi nggak ada kerjaan, aku menawarkan diri untuk membantunya. Kemudian masih lewat WA dia mengirimkan nomer si pembeli tiket dan mengirimkan teks yang harus kukirimkan: 

"Mas san daftar ndek jalan MH Thamrin gang rukun lorong 1 no 15. Rumahe Arman. Nanti dilayani sama ibuk e Arman." 

Mas san? Ah, nggak mungkin kalo itu kamu, pikirku. 
Tapi kenapa manggilnya "Mas"? Bukankah seharusnya pembeli tiket itu anak-anak kelas XII SMA? 
Karena penasaran, aku menyimpan nomor itu ke kontak WA. Ya kali aja ada fotonya. Dan ternyata...

...itu beneran kamu. 

Dan saat aku tanyakan ke Mas Wahyu, ternyata itu memang kamu. Katanya kamu sedang mendaftarkan beberapa muridmu untuk mengikuti Try Out SBMPTN.

Jadi, yang aku SMS itu tadi kamu? Kenapa kebetulan begini? 
Ya Tuhan, Tuhan nggak lagi lupa tanggal ulang tahunku, kan? Kenapa hari ini banyak kejutan? 

Ingatanku mundur sampai pada pertengahan bulan kemarin, saat aku mengikuti Tanam Pohon. Aku terkejut setengah mati saat mengetahui bahwa kamu juga datang ke kegiatan itu (ya awalnya kukira kamu sedang basa-basi saja pas bilang mau datang, eh ternyata datang beneran). Saking terkejutnya aku jadi salah tingkah sejak melihatmu dari jauh, padahal belum tentu juga kamu sedang memperhatikanku. 

Kemudian mundur ke awal Desember, pertama kalinya kamu mengirim pesan di Facebook. Saat itu aku berusaha membalas pesan-pesanmu dengan netral, walau sebenarnya aku gugup luar biasa. Awalnya sih nggak percaya. Dia? Nge-chat aku? Kok bisa? (Dan pesannya aku anggurin sampai beberapa menit saking nggak percayanya) 😂. 

Mundur lagi di awal September, saat pertama kali kita bertemu di malam sambut mahasiswa baru (eh nggak tau juga, apakah sebelum itu kita pernah bertemu?). Malam itu sangat berkesan bagiku karena untuk pertama kalinya aku berperan menjadi MC. Selepas acara, aku tidak sengaja mendengar kamu berbisik kepada Mas Imam, menanyakan namaku (ngaku deh :p). Kemudian aku iseng bertanya: "Samean angkatan 2014 ya?". Kamu menjawab iya. Di sebelahmu Mas Imam ketawa cengengesan. Ada apa? Apa yang salah? 

Kemudian esok harinya kita berteman di Facebook. Aku buru-buru cek profilmu, dan ternyata kamu mahasiswa angkatan 2012 yang dua bulan mendatang akan wisuda. Sial, gerutuku dalam hati, ternyata ini yang bikin Mas Imam ketawa cengengesan semalam 😔. 

Kemudian stalk berlanjut. Ternyata kamu tergolong mahasiswa yang berprestasi dan cukup percaya diri dengan kegantenganmu (emang ganteng sih #ups). Makanya aku agak kaget sekaligus minder dan gugup luar biasa ketika kamu pertama kali nge-chat diriku yang bukan apa-apa. A..aku..aku mah apa atuh #ahsudahlah 

Dibilang tertarik, ya memang aku tertarik. Dan aku memilih mengagumi dalam diam (eh tapi sekarang udah kebongkar semua di sini😂). Aku nggak ingin menduga-duga apakah kamu juga sedang tertarik padaku. Belajar dari beberapa pengalaman yang telah lalu, aku mencoba untuk tidak berharap kepada siapapun atas apapun. Aku akan menjalaninya begini saja, tidak lebih. Memang membahagiakan jika mengetahui bahwa kamu ternyata memiliki perasaan atau ketertarikan yang sama. Dan jika itu benar, bukankah lebih membahagiakan jika itu menjadi kejutan pada waktunya nanti, yang tidak pernah diduga sebelumnya? 

Sampai sore ini, aku masih menjadi penghubung pesan antara Mas Wahyu di WA dan kamu di SMS atas pembelian beberapa tiket Try Out SBMPTN. Kayaknya tahun depan aku mau alih profesi aja, dari bocahe jadi KangPosLing #30HariMenulisSuratCinta 😂. 

Tuhan, hari ini masih belum habis, masih tersisa malam. Apakah ada kejutan lagi? 

(Eh, kita masih belum banyak mengenal bukan? Mengapa aku menulis surat panjang sekali 😂)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Idza Ma Qala Li Rabbi

Yang Bisa Didapatkan Dengan Lima Ribu Rupiah

Filosofi 'Adang Sego'